Kamis, 26 April 2012

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


Aku pernah mengalami kecelakaaan bersama dengan kedua orang tua ku malam hari. Pada saat itu aku demam dan dibawa ke mantri untuk disuntik. Waktu sudah jam 9 malam. Kami bertiga naik kreta untuk berobat. Dari awalnya juga aku sudah mengeluh karena takut disuntik dan aku habis kena marah karena sudah menangis dulu sebelum berobat.
Sesampai sudah di rumah mantrinya suhu ku diukur dan ternyata hampir step. Aku disuntik dan dikasih obat. Setelah itu kami pulang. Ditengah jalan kami mengalami kecelakaan. Ada mobil kijang yang menabrak dari belakang. Aku tercampakketengah jalan, mama ku hampir masuk ke jurang dan bapak ku jatuh ditimpah kreta. Aku dan mama mengalami resiko yang berat yaitu sama-sama mengalami patah tulang. Aku dibagian tulang selangka dan mama dibagian sikutangan kanan.
Selama sebulan lebih aku tidak masuk sekolah. Berobat ke dukun patah dan solusinya aku harus memangku tangan ku lebih kurang satu setengah bulan. Ketika dalam proses pengobatan saya mengalami stres karena sakit yang saya alami sungguh diluar kemampuan saya.  :’(
Saya dihadapkan pada 2 pilihan yang sama buruknya ( avoidance-avoidance conflict ) bagi saya. Aku harus memilih melatih tangan ku untuk bergerak atau tangan kanan ku cacat dan tak berfungsi sama sekali. Aku pastinya memilih untuk melatih tangan ku untuk bergerak kembali agar kehidupan ku normal. Awalnya kesakitan yang ku alami itu luar biasa dan selalu menangis ketika memulainya. Setiap aku menangis disinilah peran mama kurasakan. Aku diberikan kue ketika aku ada kemajuan dalam hal sekecil apapun itu. Ini menambah semangat ku untuk kembali melatih tangan ku bekerja.
Waktu yang ku butuhkan untuk menyesuaikan tangan ku adalah dua minggu. Aku kembali sekolah dan masa stress ku dapat ku lewati dengan baik.

Sekian cerita sedih saya di masa kecil. Kalau bisa memilih aku tidak mau lagi mengalami kejadian seperti itu.
J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar